VIRTUAL TOUR 360 UPTD. MUSEUM BALI

Selamat Datang di Virtual Tour 360 UPTD. Museum Bali. Melihat Lokasi Museum Bali dengan pandangan 360° dapat memberikan kesan tersendiri, nikmati pengalaman baru berwisata dengan pandangan 360° di Museum Bali.

lokasi

Jl. Mayor Wisnu No.1, Dangin Puri, Kec. Denpasar Timur, Kota Denpasar, Bali

waktu

Setiap Hari
07.30 am - 15.30 pm

Jum'at
07.30 am - 13.00 pm

Tutup
Hari Libur Resmi

tiket

ASING LOKAL
Dewasa Dewasa
: Rp 50.000/Orang : Rp 25.000/Orang
Anak-Anak Anak-Anak
: Rp 25.000/Orang :Rp 10.000/Orang
Mahasiswa
PREWEDDING
:Rp 5.000/Orang
Mancanegara Pelajar
:Rp 1.000.000 :Rp 2.000/Orang
Nusantara
:Rp 500.000

Sejarah Pembangunan

Gagasan mendirikan museum Bali dicetuskan pertama kali oleh arsitek W.F.J. Kroon (1909-1913) yang sekaligus Asisten Residen Bali Selatan di Denpasar. Gagasannya terwujud dengan berdirinya sebuah gedung yang disebut Gedung Arca pada tahun 1910. Para arsiteknya adalah I Gusti gede Ketut Kandel dari banjar Abasan dan I Gusti Ketut Rai dari banjar Belong bersama seorang arsitek Jerman yaitu Curt Grundler. Sokongan dana dan material berasal dari raja-raja yaitu Buleleng, Tabanan, Badung dan Karangasem.


Gagasan W.F. Sttuterhim, Kepala dinas purbakala, melanjutkan usaha-usaha melengkapi museum dengan peninggalan etnografi pada tahun 1930. Untuk memperlancar pengelolaan museum, dibentuklah sebuah yayasan yang diketuai oleh H.R. Ha'ak, penulis G.J Grader, bendahara G.M. Hendrikss, dengan para anggota antara lain; R. Goris, I Gusti Ngurah Alit (raja Badung), I Gusti Bagus Negara, dan W.Spies. Personalia yayasan disahkan pada tanggal 8 Desember 1932 dan sekaligus Museum Bali dibuka untuk umum. Gedung Tabanan, Gedung Karangasem dan Gedung Buleleng dibuka untuk pameran tetap dengan koleksi dari benda-benda prasejarah, sejarah, etnografi termasuk seni rupa.

Gedung Pameran

Tata pameran koleksi Museum Bali sebagian besar terdiri dari benda koleksi ethnografi seperti benda pustaka dan perlengkapan upacara agama. Penataan koleksi Museum Bali telah dilakukan sedemikian rupa per gedung yang menonjolkan aspek khusus di masing-masing gedung, diantaranya: Gedung Timur banyak berkaitan dengan koleksi sejarah dan pra-sejarah, serta puncak-puncak kebudayaan Bali. Gedung Buleleng memamerkan perkembangan alat tukar sebelum dan sesudah uang kepeng di Bali, hal ini ditinjau dari sejarah kabupaten Buleleng yang merupakan tonggak awal perekonomian di Bali. Gedung Karangasem memamerkan tentang Cili sebagai lambang kesuburan yang dipercaya sangat berpengaruh dengan kehidupan masyarakat Bali dan dipakai di beberapa bidang seperti pada ritual agama sampai seni bangunan. Gedung Tabanan yang dari segi sejarahnya digunakan untuk memamerkan pusaka atau benda-benda yang disakralkan dan dalam pameran ini memamerkan perkembangan keris sebagai mahakarya nusantara, sejarah, bentuk serta penggunaanya sehari-sehari dalam kehidupan masyarakat Bali, baik dalam upacara keagaaman maupun alat perlindungan diri.

Gedung Timur


Lantai 1

Ruang ini memamerkan koleksi prasejarah dan sejarah Bali yang meliputi benda-benda koleksi peninggalan Zaman prasejarah pada beberapa masa seperti masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana, masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjur, masa bercocok tanam, dan masa perundagian.


Lantai 2

Ruang ini memamerkan benda koleksi yang berkaitan dengan puncak-puncak kebudayaan Bali dalam berbagai aspek kehidupan yang meliputi ritual agama seperti benda-benda yang digunakan saat melakukan ritual, patung-patung berwujud Dewa dan Dewi, dan binatang mitologi kendaraan Dewa.


Gedung Buleleng


Gedung ini memamerkan perjalanan sejarah mata uang yang pernah berlaku di Bali, mulai dari benda-benda yang dipergunakan sebagai alat tukar saat sebelum dikenalnya uang sebagai alat tukar di Bali dan menggunakan sistem barter sampai masuknya kebudayaan China dimana uang kepeng China sebagai alat tukar dan meluas digunakan sebagai sarana seni, kerajinan dan sarana permainan sampai produksi kerajinan uang kepeng.


Gedung karangasem


Gedung ini memamerkan Cili yang dipercaya sebagai lambang kseuburan yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat di Bali. Cili adalah suatu bentuk sebagai simbol seorang wanita dengan muka runcing, kepala sedikit melebar dan kadang runcing, telinga memakai anting besar(subeng), bentuk pinggang ramping. Dari pinggang sampai kaki ditutup kain sehingga bentuk kaki tidak jelas.


Gedung tabanan


Gedung ini memamerkan tentang mahakarya nusantara berupa keris dengan sejarah dan kegunaannya dalam kegiatan masyarakat di Bali. Keris memiliki ketajaman muka, belakang dan ujung. Bentuk pipih dan terbuat dari logam, karena mengutamakan ketajaman maka keris membutuhkan baja. Kekhasan dari keris adalah bentuknya yang tidak simetris di bagian pangkal yang melebar, bilahnya berkelok-kelok, dan banyak diantaranya memiliki pamor/hiasan yang terlihat serat-serat lapisan logam cerah pada helai bilahnya.


VIRTUAL TOUR 360
UPTD. MUSEUM BALI

Mulai Virtual Tour

Galeri